Tampilkan postingan dengan label Informasi Umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Informasi Umum. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Maret 2016

Rekrutmen Calon Guru untuk Pendidikan Anak-anak Indonesia di Malaysia dan Filipina 2016

Info Kepegawaian - Kemdikbud melalui Dirjen GTK kembali membuka rekrutmen Calon Guru Dikdas dan Dikmen untuk ditempatkan diluar negeri, Malaysia dan Filipina.
Rekrutmen Calon Guru untuk Pendidikan Anak-anak Indonesia di Malaysia dan Filipina 2016
Sesuai dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara berkewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan pendidikan wajib belajar 9 tahun untuk setiap warga negaranya, baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar wilayah NKRI. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan adalah:
  1. Anak-anak dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara Malaysia, khususnya yang bekerja di perkebunan, mengalami kesulitan untuk memperoleh pendidikan.
  2. Anak-anak dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Filipina belum mendapat  layanan pendidikan tentang ke-Indonesiaan, khususnya tentang kemampuan bahasa, seni dan budaya Indonesia.
Untuk itu, pada tahun 2016 Dirjen GTK Kemdikbud, akan melaksanakan rekrutmen calon guru Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sebanyak 116 orang.
Tujuannya dari rekrutmen calon guru Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah antara lain :
  1. Memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi anak-anak TKI yang tidak memperoleh akses dan kebutuhan pendidikan di tempat orang tuanya bekerja di Malaysia dan Filipina;
  2. Mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang  memiliki iman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat baik jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab; dan
  3. Menumbuhkan nilai  persatuan, membangun rasa kebangsaan, dan menanamkan kepribadian serta kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
Adapaun  rekrutmen calon guru Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah ini akan dilaksanakan di 3 kampus, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI) Bandung, Universitas negeri Surabaya 9 (Unesa) Surabaya dan Universitas Negeri Makassar.
Adapun rincian pelaksanaan seleksi dilaksanakan di 3 kampus tersebut dengan kuota seleksi:
UPI: 120 calon guru Dikdas dan 30 calon guru Dikmen
Unesa: 90 calon guru Dikdas dan 25 calon guru Dikmen 
UNM: 90 calon guru Dikdas dan 25 calon guru Dikmen

Demikian informasi mengenai calon guru Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang berminat bisa mempersiapkan diri dari sekarang.

Kamis, 14 Januari 2016

Panduan Guru: Bagaimana Berbicara Kepada Siswa tentang Kejahatan Terorisme

Peristiwa ledakan BOM yang terjadi di  Pos Polisi  di depan Mal Sarinah, Jakarta Pusat mengejutkan masyarakat Indonesia. Keadaan yang sebelumnya tenang dan berjala seperti biasa tiba-tiba berubah menjadi ngeri, mencekam dan mengancam banyak jiwa. Enam kali ledakan bom dan suara senapan baku tembak antara Polisi dengan pelaku menjadikan suaasana tersebut seperti perang yang sesungguhnya. Yah, itu aksi terorisme yang kesekoan kali mengguncang Indonesia.
Panduan Guru: Bagaimana Berbicara Kepada Siswa tentang Kejahatan Terorisme
Lalu bagaimana anak-anak didik kita melihat tayangan ini? Apakah mereka paham dengan apa yang terjadi? Bayangan mereka, ini seperti adegan film-film laga.
Anak-anak tidak boleh gagal paham dalam hal ini. Dan sosok guru serta orang tua siswa juga harus tepat dalam menyampaiakn dan menginformasikan fenomena ini. 
Melihat hal tersebut, Kemdikbud melalui akun sosial medianya mengeluarkan panduan bagi guru dan orang tua mengenai bagaimana berbicara kepada siswa dan anak tentang kejahatan terorisme.
Dan berikut ini panduan yang dipublikasikan oleh Kemdikbud untuk guru dan orang tua.

Panduan Guru: Bagaimana Berbicara Kepada Siswa tentang Kejahatan Terorisme

Panduan bagi guru

Bagaimana Berbicara Kepada Siswa tentang Kejahatan Terorisme?
  • Sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
  • Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terverifikasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu dan spekulasi.
  • Beri kesempata siswa mengungkapkan perasaan tentanf tragedi/kejahatan yang terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka kita terhadap para korban dan keluarganya.
  • Arahkan rasa kemarahan pada sasara yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
  • Kembali pada rutinitas normal. terorisme akan sukses apabila mereka berhasil memepengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
  • Ajak selalu berfikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati bnayk tragedi dan masalah denagn tegar, gotong royong, semangat persatuan dan saling menjaga.
  • Ajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI, petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita dalam masa tragedi. Diskusikan lebih bnayk tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada siis kejahatan pelaku teror.


Panduan Guru: Bagaimana Berbicara Kepada Siswa tentang Kejahatan Terorisme
Panduan bagi orang tua

Dalam situasi yang seperti ini, orang tua dan guru sangat perlu membantu anak-anak kita mencerna dan menanggapi peristiwa teror yang terjadi ini.
Mari sebarkan panduan singkat  ini kepada orang tua dan guru dalam berdialog dengan anak-anak kita. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 09 Januari 2016

Tega! Di Palembang Siswa Dihajar Guru Hingga Rahang Patah

Tega, seorang siswa dihajar oleh gurunya hingga menyebabkan tulang rahang siswa tersebut patah. Satreskrim Polresta Palembang saat ini masih terus memproses kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum guru di SMP Azzahra yang berinisial IS, sampai-sampai rahang seorang siswanya, M SH (12) mengalami patah.
Siswa Dihajar Guru Hingga Rahang Patah
Gambar ilustrasi/merdeka.com
Setelah dua kali melayangkan panggilan  terhadap guru IS yang berstatus saksi terlapor, aparat kini sedang menyiapkan panggilan paksa. Sebab, IS diduga tidak kooperatif dengan kasus yang menjeratnya. 
"Sudah dua kali dipanggil sehingga bisa dijemput paksa jika panggilan ketiga ini tidak diindahkan," kata Kasat Reskrim Kompol Maruly Pardede SH SIK, dibincangi kemarin (7/1).
Dikatakannya, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang memproses kasus ini belum bisa menyelesaikan berkas pemeriksaan tanpa dihadiri langsung oleh IS.  Polisi tidak dapat memastikan apa yang menjadi alasan IS menolak mendatangi panggilan. Namun, lebih jauh, IS selaku terlapor kini tengah terancam kurungan 15 tahun penjara setelah melanggar UU Perlindungan Anak No 35/2014.
"Makanya mau diperiksa dulu, apakah terbukti atau tidak nanti bisa dilihat dalam proses penyidikan," sambung Maruly.
Seperti diketahui, IS dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap anak berinisialM SH (12), salah seorang siswanya pada jam pelajaran olahraga di halaman sekolah yang terletak di kawasan Jl Taqwa, Kecamatan IB I.
Saat kejadian, (17/11/2015) , M SH dianggap tidak disiplin sehingga IS sempat menerjang lalu memukul rahang korban hingga patah. Sayangnya, beberapa waktu berselang, upaya damai tak berhasil ditempuh. Pihak keluarga korban merasa sekolah dan guru tersebut tak bertanggung jawab.
Sumber: JPNN

Jumat, 18 Desember 2015

Ibu Guru Ini Meninggal Karena Kecelakaan Tunggal, Bukan Karena Raport Online

Beberapa waktu yang lalu, dibeberapa forum pendidikan muncul berita mengenai meninggalnya seorang ibu guru yang bernama Dra. Nurul Fadilah, SD Simokerto Surabaya yang dikabarkan meninggal karena kelelahan pada saat mengisi raport online. Ada juga berita yang menuliskan bahwa Ibu Siti menderita serangan jantung pada saat mengisi raport online yang gagal tersimpan padahal sudah hampir selesai.
Dalam gambar tersebut, nampak foto seorang guru yang tergeletak di depan laptop. Dan foto tersebut diberi keterangan ‘innalillahi wainna ilaihi rojiun telah meninggal saat mengerjakan rapor online. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT. Guru SDN Simokerto Surabaya (Dra. Nurul Fadilah).
Ibu Guru Ini Meninggal Karena Kecelakaan Tunggal, Bukan Karena Raport Online
Namun, setelah dikonfirmasi pihak sekolah ternyata Ibu Nurul itu tidak meninggal saat mengerjakan/mengisi rapor online. Teman kerja Dra. Nurul Fadilah, Justinus Agus Nugroho, mengatakan foto itu memang foto Nurul Fadilah, guru SDN Simokerto VI Surabaya.
Justinus menjelaskan bahwa dirinya yang mengambil foto tersebut, saat Nurul sedang tertidur di depan laptop, dan kemudian diupload dalam grup internal sekolah untuk sekedar candaan belaka.
Justinus menjelaskan bahwa saat mengambil foto itu, para guru memang tengah disibukkan banyak kegiatan, salah satunya mengisi Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) yang diselenggarakan BKN serta mengisi rapor online. Dan Ibu Nurul memang nampak tertidur kecapekan.
Setelah kejadian tersebut, tepatnya tanggal 3 Desember lalu, pihak sekolah menerima kabar mengejutkan , Nurul mengalami kecelakaan tunggal di daerah Buduran, Sidoarjo. Ketika itu Nurul dalam perjalanan  pulang ke rumahnya di daerah Kebaron, Tulangan, Sidoarjo.

Dalam kecelakaan itu, Nurul masih selamat dan mengalami patah tulang sampai akhirnya menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo.

Endarwati, rekan kerja Nurul yang lain, menambahkan, pada saat dijenguk di RS itu, Nurul sempat bercerita akan menjalani operasi, namun operasi dilakukan menunggu kondisi lebih baik. Tapi, pada tanggal 7 Desember, berita mengejutkan datang, Nurul Fadilah dinyatakan meninggal dunia. Keesokan hari setelah mendapat kabar bahwa Nurul meninggal dunia, pihak sekolah pun mendatangi kediamannya di Sidoarjo, dan ternyata almarhumad sudah dimakamkan pada malam itu juga.

Terkait alamat rumah Nurul di Sidoarjo dengan lokasi mengajar cukup jauh, Ikhsan menyatakan, saat penempatan di SDN Simokerto VI sekitar tahun 2007, Nurul ber-KTP di daerah Gembong, Surabaya. Lokasinya dekat dengan tempat mengajar. namun beberapa tahun kemudian, Nurul mengikuti suami tinggal di Sidoarjo.
Jadi, informasi tentang guru yang meninggal karena mengisi rapor online ini tidaklah benar. 

Sumber: Tribunnews

Rabu, 16 September 2015

Selamat, Semua Tenaga Honorer K2 Akan Diangkat Menjadi CPNS

Perhatikan baik-baik petikan pembicaraan Menpan RB, Yuddy Crisnandy berikut ini, " Setelah shalat Istiqharoh, saya mantap dengan pilihan mengangkat seluruh K2 menjadi CPNS".
Bagaimana? Lega?
Yah, itulah apa yang disampaikan oleh Yuddy selaku Menpan RB Kabinet Kerja beberapa waktu yang lalu.
Mengenai dikeluarkannya kebijakan tentang pengangkatan honorer K2 menjadi CPNS tanpa test ini, Yuddy sudah memikirkannya masak-masak dan tentu saja dengan masukan dari beberapa pihak ang terkait. 
Yuddy pun berpesan kepada semua honorer K2 supaya tidak mencampur adukkan mengenai lambatnya penanganan honorer K2 dengan kepemimpinan Presiden Jokowi.
CPNS Honorer K2 tanpa test, UMP dan BPJS
image credit jpnn.com

Selain itu, masalah pengangkatan 5.421 guru bantu di DKI menjadi CPNS, ternyata berpedoman pada PP NO 56 tahun 2012 dan PP tersebut sudah tidak berlaku sejak Desember 2014 yang lalu.
Dalam masalah honorer K2 ini tidak ada keterlibatan presiden, dan presidan memang tidak tahu menahu soal ini, sehingga kebijakan yang dihasilkan adalah tanggung jawab Menpan.
Dia juga mengimbau jika honorer K2 meluapkan mkemarahan atas ketidakadilan yang diterima, maka timpakan semua terhadap MenPAN-RB dan bukan  presiden.

CPNS Honorer K2 akan Digaji Setara UMP dan Mendapatkan BPJS

Selain mengangkat honorer K2 tanpa melalui test, Menpan RB juga akan mengusahakan gaji CPNS honorer K2 setara dengan UMP. Seperti yang diketahui, honorer K2 bergaji dibawah Rp 200 ribu dan belum mendapat fasilitas gaji layak dan asuransi kesehatan BPJS.
CPNS Honorer K2 tanpa test, UMP dan BPJS
image credit jpnn.com

Menpan akan melakukan pembahansan dengan Kemdikbud mengenai besaran UMP, dan untuk besarannya sendiri akan disesuaikan dengan kemampuan setiap daerah. Dan untuk fasilitas kesehatan, maka CPNS dari honorer K2 akan masuk dala BPJS.
Yuddy menjelaskan bahwa banyak daerah yang bersedia membayar honor sesuai UMP,namun ada juga yang tidak bersedia karena pendapatan daerah yang minim, maka dari itu standar gaji CPNS dari honorer K2 akan disesuaikan daerah masing-masing.
Demikian informasi mengenai  pengangkatan honorer k2 menjadi CPNS tanpa test.

Selasa, 15 September 2015

Heboh, Sri Mundiyah, Guru SD di Kab. Semarang Tertipu Rp 800 Juta

Heboh, Sri Mundiyah, Guru SD di Kab. Semarang Tertipu Rp 800 Juta. Modus penipuannya dilakukan melalui situs sosial media Facebook. 
Sri Mundiah, seorang kepala sekolah SD Pringsari 01 Kec. Pringapus, Kab. Semarang ini harus menanggung kerugian material yang terhitung banyak, tak tanggung-tanggung, jumlahnya 800 juta rupiah. Saat ini sejumlah pelaku yang terlibat sudah ditangkap oleh Ditreskrimus Polda Metro Jaya Jakarta .

Modus penipuan Sri Mundiyah, Guru SD di Kab. Semarang sehingga Tertipu Rp 800 Juta

Awal mula kasus penipuan yang merugikan salah satu guru SD di Pemkab. Semarang ini adalah proses perkenalan lewat Facebok antara Sri Mundiyah dengan pria warga negara Amerika Serikat, Hwande Paul yang mengaku saat ini bertugas di Allepo. Hwande Paul mengaku bahwa  istrinya sudah meninggal dunia dan saat ini memiliki 2 anak kecil. Hwande mengaku pula bahwa dirinya bertugas di Suriah dan bermaksud ingin menitipkan uang sejumlah $ 5 juta (sekitar 7 milyar)  kepada Sri Mundiah dengan dalih di luar negeri tidak diperkenankan menyimpan uang dalam jumlah besar.
Sri Mundiah diberitahu jika uang akan dikirim 2 hari setelah informasi tersebut yang didampingi oleh pengirimnya.Kejadian berikutnya, Sri ditelepon oleh  seorang wanita yang mengaku bernama Aryani, petugas Bandara Soekarno-Hatta. Sri Mundiah diminta smentransfer segera uang Rp 9,5 juta untuk menyelesaiakn proses pengeluaran uang dalam bentuk dollar di bandara. Kemudian Sri Mundiah juga diminta untuk segera melakukan transfer uang Rp 35 juta pada hari yang sama.
Esok harinya, kurir yang bertugas mengantar  uang dolar itumengaku  mendapatkan tugas lain, sehingga uang yang dititipkan di UN Indonesia kepada atas nama Gabriel dan Sri Mundiah pun diminta untuk transfer uang Rp 65 juta sebagai biaya administrasi. Selanjutnya, Sri diminta untuk datang ke apartemen lantai 21 di sekitar Rasuna Said, Kuningan.
Sri Mundiyah, Guru SD di Kab. Semarang Tertipu Rp 800 Juta

Menurut Sri Mundiyah, dirinya ditunjukkan uang dolar dalam koper dan bercap UN. Kemudian diminta untuk membeli cairan guna menghilangkan cap tersebut, harganya 3,5 milyar. Selanjutnya Sri Mudiah diminta untuk tanda tangan kepemilikan uang 5 juta dolar, namun dirinya harus membayar 20 % dari nilai uang tersebut sebanyak Rp 700 juta. Dengan jalan meminjam rentenir dengan jaminan rumah kost, Sri Mundiah berhasil mendapatkan uang untuk melunasi sejumlah Rp 700 juta tersebut.
Namun, akhirnya uang yang dijanjika oleh pelaku tidak pernah diterima oleh Sri Mundiah, dan uang sekitar 800 juta rupiah pun dibawa kabur pelaku.

 Sri Mundiah mengaku terus didesak untuk segera mentransfer uang

Sri Mundiyah, Guru SD di Kab. Semarang Tertipu Rp 800 Juta
Menurut pengakuan Sri Mundiah, dirinya selalu dihubungi via telepon hampir setiap hari, sehingga seakan-akan dirinya terlena dan menurut saja. Bahkan setelah jaringan dibekuk oleh polisi, masih ada jaringan lain yang menghubungi dan minta untuk mentransfer 300 juta rupiah.
Sementara itu, Ka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang, Dewi Pramuningsih mengatakan bahwa ia telah menugaskan beberapa staf untuk melakukan pengecekan terkait adanya kemungkinan penggunaan uang dinas yang digunakan Sri Mundiyah. Selain itu pihaknya juga telah meminta bantuan kepada semua Kepala UPTD Dinas Pendidikan di tingkat kecamatan untuk menelusiri kemungkinan korban lain secara teliti.
Menurut Dewi Pramuningsih, kasus ini menjadi pelajaran terhadap guru ataupun kepala sekolah di Kabupaten Semarang. Harapan beliau, pelaku segera ditangkap, dan diproses secara hukum.
Semoga kejadian penipuan dengan korban guru SD ini menjadi peringatan bagi PTK lain
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 operator. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top